Gift-Giving Etiquette

Kasih Hadiah Apa ya …

Di zaman makmur, pemberian hadiah bisnis bisa melampui batas. Namun resesi pada 1997 telah menghentikan kebiasaan ini. Perusahaan hendaknya mempunyai kebijakan mengenai pemberian hadiah.

Memberikan hadiah bukan sekadar tanda atensi, tapi banyak makna terkandung di dalamnya. Ada beberapa hal yang harus diperhatikan yang berkaitan dengan hadiah bisnis. Jika Anda memberi hadiah hal yang perlu Anda perhatikan:

* Jangan sekali-kali mengirim hadiah kepada seseorang, bila bisa dianggap sebagai suap, sogokan, atau satu usaha untuk mempengaruhi.

* Jika ingin mengirim bunga, kirimkan rangkaian bunga segar ke rumah dan buket bunga ke kantor.

* Kalau diundang ke rumah seseorang, terutama di luar negeri, kirimkanlah bunga.

* Kirimkanlah pada pagi hari pertemuan itu atau pada hari sesudah pertemuan, bersama dengan kartu yang pantas.

* Pemberian janganlah bersifat pribadi. Buku alamat, jam kecil untuk bepergian, atau pena yang bagus adalah “cukup pribadi secara bisnis” dan pantas. Tetapi pakaian tidak termasuk.

* Minuman keras tidak selalu merupakan hadiah yang terbaik. Selidikilah selera orang yang akan menerimanya dan selidikilah latar belakang agamanya. Minuman scotch merupakan hadiah yang diterima baik di Jepang, tetapi orang beragama Mormon atau seorang pemantang alkohol serta seorang Muslim tidak akan senang dengan hadiah itu.

* Hadiah hendaknya dibungkus dengan bagus. Penampilannya sama penting dengan isi hadiah itu sendiri

* Anda dapat menggunakan kartu bisnis sebagai kartu ucapan.

* Tuliskan catatan yang menunjukkan perhatian pada kartu itu dan masukkanlah ke dalam amplop.

* Jika mungkin, antarkan hadiah itu secara pribadi.

* Jika kebiasaan rekan kantor Anda adalah mengumpulkan uang untuk membeli berbagai hadiah, Anda bisa menolak dengan sopan tanpa memberi komentar panjang lebar.

* Bonus merupakan hadiah terbaik untuk karyawan.

Hadiah bagi para pebisnis dari luar negeri, haruslah Anda pahami, apa saja yang tabu dan apa saja yang boleh, ingatlah, Lain ladang, lain belalangnya.

Jika hadiah itu untuk klien, perlu diperhatikan:

* Cukup sopan bila Anda memberitahu para klien agar menyumbangkan hadiah yang akan diberikan kepada perusahaan ke organisasi sosial atas nama perusahaan.

* Pilihlah hadiah dengan selera yang baik.

* Hadiah atas nama perusahaan hendaknya dianggap sebagai hadiah silahturahmi.

* Hadiah sebaiknya berkaitan dengan produk perusahaan pemberi hadiah.

* Logo perusahaan hendaknya dicantumkan pada hadiah, dengan tidak mencolok, atau pada kartu bertulisan tangan yang dilampirkan.

Kalau hadiah itu untuk rekan kerja atau staf, maka:

* Anda dapat mengirimkan kartu ucapan selamat kepada rekan yang menikah. Anda tidak perlu mengirimkan hadiah kalau tidak diundang untuk menghadiri pernikahan itu.

* Bila hadiah Natal atau Lebaran, hadiah itu sebaiknya kecil, bersifat umum, disertai catatan pribadi.

* Kirimkan kartu ikut berduka cita bila rekan atau staf Anda mengalami musibah.

* Ucapkan selamat bila rekan/staf Anda berulang tahun. Tidak perlu mengirim kartu, hadiah, dan kue karena ini termasuk tata krama sosial tapi masuk dalam etiket bisnis, kecuali jika perusahaan Anda kecil dan bergaya kekeluargaan.

* Hargailah secara tertulis kalau seorang staf telah melakukan pekerjaan dengan sangat baik.

Sekiranya Anda memberikan hadiah kepada atasan, perlu diperhatikan:

* Jangan memberi hadiah, apalagi jika ada kesan “minta diperhatikan”.

* Jangan ada karyawan yang merasa wajib untuk memberikan hadiah kepada atasan.

* Jika para karyawan berniat patungan dan memberikan hadiah kepada atasan, itu dapat dipertimbangkan.

* Seorang sekretaris boleh memberikan hadiah kepada atasannya, tetapi hendaknya sederhana dan lugas.

Mengenai harga hadiah jika hadiah bisnis hendaknya dibatasi sesuai dengan kebijaksanaan perusahaan, dan juga tergantung pada peristiwa dan penerimanya.

Menerima hadiah
Jika Anda menerima hadiah, maka perlu diperhatikan:

* Selalu ucapkan terima kasih secara tertulis atas hadiah yang Anda terima.

* Selalu terima hadiah dengan gembira walaupun Anda sudah mempunyai tiga barang yang sama di rumah atau Anda tidak menyukai hadiah itu.

* Jika Anda menerima hadiah dari klien atau pemasok, kalau mungkin bagilah hadiah itu dengan rekan dan staf Anda.

* Sudah sepantasnya bila Anda mengembalikan hadiah yang terlalu mahal atau terlalu pribadi, bersifat porno, berupa pelecehan seksual, kalau tidak tepat situasinya.

* Jika Anda merasa tidak bisa menerima suatu hadiah, kembalikanlah segera dengan catatan pendek, “Saya merasa tidak semestinya menerima hadiah dari Anda dan saya kembalikan hadiah itu kepada Anda”.

Buatlah salinan dari tulisan itu, jangan memperbincangkannya soal itu lebih jauh dengan pengirimnya. 🦋


Oleh Indah Soekotjo

Pakar pengembangan kepribadian

Sumber: Bisnis Indonesia

Telah diterbitkan di; Career Tips Fri, 30 Jan 2004 10:19:00 WIB

Leave a comment